• Dzikir Pagi Dan Petang

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Dzikir Mejelang Tidur

    Siapa yang membaca ayat Kursi saat hendak tidur, maka sesungguhnya dia selalu berada dalam perlindungan Allah dan tidak didekati setan hingga pagi hari.

  • Bacaan Setelah Bangun Tidur

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Dzikir Setelah Shalat Fardlu

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Bacaan Shalat Tahajud

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

Sabtu, 28 Februari 2015

8 Kiat praktis bahagiakan suami

Menjalin keluarga yang harmonis adalah impian setiap pasangan suami istri. Hal ini bisa dicapai jika masing-masing merasa bahagia dan tentram bersama pasangannya. Kali ini kita akan membahas hal-hal sederhana yang bisa membuat suami merasa bahagia.

1. BERIKAN SAMBUTAN YANG MANIS: Sekembalinya suami dari bekerja, dinas luar kota, bepergian, atau kemana pun dia pergi, sambutlah dia dengan baik. Temui dia dengan wajah riang gembira. Bersolek dan pakailah wewangian. Kabarilah dia dengan kabar-kabar baik yang menggembirakan. Tahan diri Anda untuk menyampaikan berita-berita buruk, setidaknya sampai dia telah beristirahat dengan cukup. Berusaha keraslah untuk menyajikan makanan-makanan bermutu, dan sajikanlah selalu tepat waktu.

2. Merasa puas dengan apa yang telah Allah berikan melalui suami: Anda jangan pernah merasa depresi hanya karena suami Anda miskin atau memiliki pekerjaan dan karir yang biasa-biasa saja. Selama Anda dan suami dekat Allah Sang Pemberi rezeki, maka Dia pun akan menggelontorkan rezeki dan karunianya. Anda mesti melihat orang-orang sekeliling yang miskin, sakit, cacat, dan lainnya. Lantas bandingkan dengan semua yang telah Allah karuniai kepada Anda dan keluarga. Menjalin keluarga yang harmonis adalah impian setiap pasangan suami istri. Hal ini bisa dicapai jika masing-masing merasa bahagia dan tentram bersama pasangannya. Kali ini kita akan membahas hal-hal sederhana yang bisa membuat suami merasa bahagia. Ingatlah selalu bahwa kekayaan sejati terletak pada tingginya keimanan dan keshalihan. Dua hal itu merupakan investasi terbaik untuk menjalani kehidupan yang kekal kelak.

3. Bersyukur dan memberikan apresiasi: Berdasarkan sabda Rasulullah SAW, mayoritas penghuni neraka adalah wanita, dikarenakan mereka tidak bersyukur. Hasil dari rasa bersyukur adalah suami Anda akan lebih mencintai Anda, dan dia akan berupaya keras untuk membahagiakan Anda dengan beragam cara. Sementara dampak dari tidak bersyukur adalah suami Anda akan kecewa, lantas mulai bertanya, “Mengapa saya harus berbuat baik kepada istri saya, sementara dia tidak pernah bersyukur dan hormat?!”

4. Menjaga diri ketika suami tidak ada: Jagalah diri Anda dari segala hubungan yang diharamkan. Jaga setiap rahasia-rahasia keluarga, terutama yang berkenaan dengan hubungan suami-istri. Menjaga rumah dan merawat anak-anak. Menjaga uang dan segala harta bendanya. Jangan sekali-kali keluar rumah tanpa izin suami, dan tanpa mengenakan hijab (jilbab) yang rapih. Tolak kehadiran orang-orang yang tidak disenangi suami, jangan biarkan mereka masuk ke dalam rumah ketika suami tidak ada. Jangan biarkan laki-laki non-mahran berduaan dengan Anda di mana pun.

5. Tunjukkan rasa hormat kepada keluarga dan teman-temannya: Anda harus menyambut dan bersikap baik kerabat dan teman-teman suami Anda, terutama kedua orangtuanya. Sebisa mungkin Anda harus menghindari masalah dengan para kerabatnya. Anda harus menghindari memojokkan suami Anda ke posisi di mana dia harus memilih antara ibu dan istrinya secara dilematis. Tunjukkan keramahtamahan Anda kepada tamu-tamunya, dengan cara menyiapkan tempat yang menyenangkan kepada mereka untuk duduk, menyajikan makanan yang paling baik, menyambut istri-istri mereka, dan lain sebagainya. Dorong suami Anda agar secara rutin bersilaturahim ke kerabat keluarganya, dan agar mereka mengunjungi rumah Anda. Telponlah orangtua suami Anda, kakak-kakak dan adik-adiknya; kirimi mereka surat, beri mereka hadiah, bantu mereka ketika terkena musibah, dan lainnya.

6. Merawat rumah dengan baik: Upayakan agar rumah selalu bersih dan tertata dengan baik. Ubahlah tata letak barang-barang di rumah Anda dari waktu ke waktu untuk menghindari kebosanan. Pelajari semua skill pemeliharaan rumah. Pelajari bagaimana merawat anak-anak secara baik berdasarkan ajaran Islam.

7. Percantiklah dirimu dan rendahkan suaramu: Usahakan agar Anda selalu tampil cantik dan merendahkan suara di hadapannya. Lakukanlah hal itu hanya untuk suami Anda, dan jangan menampakkan kecantikan Anda di hadapan laki-laki yang bukan mahram (laki-laki yang layak untuk engkau nikahi jika engkau belum menikah).

8. Senantiasa tampil mewangi: dan selalu cantik Rawatlah dengan baik tubuh dan kebugaran jasmani Anda. Kenakanlah pakaian-pakaian yang menarik dan pakailah parfum yang aromanya disukai suami Anda. Mandilah secara teratur. Apabila telah bersih dari haid, bersihkanlah setiap berkas darah atau bau tak sedap. Gunakanlah jenis parfum, warna-warna, dan pakaian yang disenangi suami Anda. Ubahlah gaya rambut, parfum, dan lainnya dari waktu ke waktu untuk menghindari kejenuhan. Bagaimanapun, semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram.

Dicopast dari situs: Voice of Al-islam

Share:

Karamah khalifah Umar bin abdul aziz serigala menjadi jinak

Siapa yang tidak kenal dengan sosok khalifah ke-5, Umar bin Abdul Aziz yang terkenal dengan sikap adil dan zuhud. Keramat seputar keadilannya ini terekam dalam sebuah kisah sebagaimana diceritakan dalam kitab "Hikayat Islamiyyah Qablan Naumi lil atfhal" karya Najwa Husain Abdul Aziz.

Suatu ketika ada serigala pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang bercampur dengan ratusan kambing yang digembalakan oleh seseorang.

Dikisahkan bahwa ada seorang saleh melewati tempat gembalaan kambing dan melihat keanehan perihal serigala yang bisa bersatu dengan kambing-kambing. Karena merasa aneh dan heran, akhirnya orang saleh tersebut mendekati penggembala kambing dan bertanya perihal yang dilihatnya.

“Wahai penggembala, kenapa kok bisa bercampur antara serigala dan kambing-kambing yang Tuan gembalakan, dan serigala tersebut tidak memangsa kambing-kambing?” tanya orang saleh keheranan.

Kemudian penggembala menjawab, “Wahai saudarakau apa yang tuan lihat itu adalah karamah dan bukti keadilan khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam memimpin”.

Beberapa hari kemudian orang saleh itu melewati kembali lokasi gembalaan kambing, dan menyaksikan serigala yang sedang memangsa salah satu kambing. Si kambing menjerit histeris dan akhirnya mati. Ternyata kejadian tersebut bersamaan dengan wafatnya khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Share:

Kamis, 26 Februari 2015

Kisah: Kh. Hasyim asy'ari dibohongi santri

Diceritakan dari Kyai Sanusi Lebaksiu Tegal (1938-2001), bahwa Kyai Tahmid Jagalampeni Brebes adalah teman sepondoknya tatkala mesantren di Hadhratus Syaikh KH. M.Hasyim Asy’ari Tebuireng. Waktu itu Gus Dur masih kecil, bahkan beliau sering melihatnya telanjang sebagaimana umumnya usia kanak-kanak. Suatu ketika Mbah Hasyim memanggil santrinya yang bernama Tahmid itu. Beliau meminta bantuan untuk suatu hal kepadanya. Namun tiba-tiba Mbah Hasyim bertanya: “Sudah shalat Mid?”

Sudah menjadi sifatnya santri sangat menurut apa kata dan perintah gurunya, begitu pun dengan Tahmid. Ia sangat takut jika sampai menunda-nunda perintah sang guru. Meski belum shalat, demi melaksanakan tugas sang guru ia pun menjawab: “Sudah Kyai.” Tapi dalam hatinya tetap berkata “belum shalat”, biarlah melaksanakan perintah guru dulu dan shalatnya setelahnya.

Tapi apa dikata, Mbah Hasyim yang memiliki mata batin tajam menimpalinya: “Sana shalat dulu Mid.”

Mendengar jawaban Mbah Hasyim, Tahmid gemetaran ketakutan. Keringat dinginnya mengucur. Tanpa pikir panjang ia pun langsung undur diri lalu melaksanakan shalat. Hanya karena pernah berbohong satu kali saja yang seperti itu, rasa takut Tahmid selalu ada hingga dirinya menjadi kyai sekalipun. Begitu mengingat kisah tersebut tubuhnya pasti gemetar ketakutan.

Begitulah para ulama kita, sangat merasa berdosa dengan kesalahan yang kecil. Sedangkan kita kadang tak perduli meski dengan kesalahan yang besar dan seringkali menyepelekan kesalahan yang kecil. Akhirnya dosa yang sudah bertumpuk semakin menumpuk. Nastaghfirullah. Mbah Hasyim (w. 1947), Kyai Sanusi (w. 2001) dan Kyai Tahmid kini telah tiada. Semoga ketiganya dikumpulkan bersama dalam naungan ridhaNya, Aamiin.
Share:

Sabtu, 14 Februari 2015

Detik-detik terakhir jelang wafatnya Rasulullah

Anas bin Malik meriwayat kan, pada Hari Senin, ketika kaum muslimin sedang melaksanakan shalat Subuh sementara sahabat Abu Bakar R.A. sedang mengimami mereka Nabi SAW tidak menemui mereka, tetapi hanya menyingkap tabir kamar Aisyah dan memperhatikan mereka yang berada di shaf-shaf shalat. Kemudian beliau tersenyum.

Abu Bakar mundur hendak berdiri di shaf, karena dia mengira Rasululah SAW hendak keluar untuk shalat. Selanjutnya Anas menuturkan bahwa kaum muslimin hampir terganggu di dalam shalat mereka, karena bergembira dengan keadaan Rasulullah SAW.

Namun, beliau memberikan isyarat dengan tangan beliau agar mereka menyelesaikan shalat. Kemudian, beliau masuk kamar dan menurunkan tabir.

Setelah itu, Rasulullah SAW tidak mendapatkan waktu shalat lagi.

Ketika waktu Dhuha hampir habis, Nabi SAW memanggil Fatimah, lalu membisikan sesuatu kepadanya, dan Fatimah pun menangis. Kemudian memanggilnya lagi dan membisikan sesuatu, lalu Fatimah tersenyum.

Aisyah berkata, setelah itu, kami bertanya kepada Fatimah tentang hal tersebut.

Fatimah Ra menjawab, ”Nabi SAW membisikiku bahwa beliau akan wafat, lalu aku menangis. Kemudian, beliau membisiku lagi dan mengabarkan aku adalah orang pertama di antara keluarga beliau yang akan menyusul beliau.” (Shahihul Bukhari, II: 638).

Nabi SAW juga mengabarkan kepada Fatimah bahwa dia adalah kaum wanita semesta alam.

Fatimah melihat penderitaan berat yang dirasakan oleh Rasulullah SAW sehingga dia berkata, ”Alangkah berat penderitaan ayah!” tetapi beliau menjawab, ”Sesudah hari ini, ayahmu tidak akan menderita lagi.”

Beliau memanggil Hasan dan Husain, lalu mencium keduanya, dan berpesan agar bersikap baik kepada keduanya. Beliau juga memanggil istri-istri beliau, lalu beliau memberi nasehat dan peringatan kepada mereka.

Sakit beliau semakin parah, dan pengaruh racun yang pernah beliau makan (dari daging yang disuguhkan oleh wanita Yahudi) ketika di Khaibar muncul, sampai-sampai beliau berkata, ”Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit karena makanan yang kumakan ketika di Khaibar. Sekarang saatnya aku merasakan terputusnya urat nadiku karena racun tersebut.”

Beliau juga memberi nasehat kepada orang-orang , ”(perhatikanlah) shalat; dan budak-budak yang kalian miliki!” Beliau menyampaikan wasiat ini hingga beberapa kali.

Saat-saat Terakhir:Tanda-tanda datangnya ajal mulai tampak. Aisyah menyandarkan tubuh Rasulullah ke pangkuannya.

Aisyah lalu berkata, ” Sesunguhnya di antara nikmat Allah yang dikaruniakan kepadaku adalah bahwa Rasulullah SAW wafat di rumahku, pada hari giliranku, dan di pangkuanku, serta Allah menyatukan antara ludahku dan ludah beliau saat beliau wafat. Ketika aku sedang memangku Rasulullah SAW, Abdurahman dan Abu Bakar masuk dan di tangannya ada siwak. Aku melihat Rasulullah SAW memandanginya, sehingga aku mengerti bahwa beliau menginginkan siwak. Aku bertanya, ’Kuambilkan siwak itu untukmu?’ Beliau memberi isyarat “ya” dengan kepala, lalu kuambilkan siwak itu untuk beliau. Rupanya siwak itu terasa keras bagi beliau, lalu kukatakan, ’kulunakkan siwak itu untukmu?’ Beliau memberi isyarat ”ya” lalu kulunakan siwak itu. Setelah itu aku menyikat gigi beliau dengan sebaik-baiknya siwak itu. Sementara itu, di hadapan beliau ada bejana berisi air. Beliau memasukan kedua tangannya ke dalam air itu, lalu mengusapkannya ke wajah seraya berkata, ’La ilaha illallah, sesungguhnya kematian itu ada sekarat nya.” (Shahih Bukhari II, 640).

Seuasi bersiwak, beliau mengangkat kedua tangan beliau yang mulia, atau jari-jarinya mengarahkan pandangannya ke langit-langit, dan kedua bibirnya bergerak-gerak. Aisyah mendengarkan apa yang beliau katakan itu, beliau berkata,”Ya Allah ampunilah aku; Rahmatillah aku; dan pertemukan aku dengan Kekasih yang Maha Tinggi. Ya Allah, Kekasih Yang Maha Tinggi.” (Ad Darimi, Misykatul Mashabih, II: 547).

Beliau mengulang kalimat terakhir tersebut sampai tiga kali, lalu tangan beliau lunglai dan beliau kembali kepada Kekasih Yang Maha Tinggi. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Peristiwa ini terjadi ketika waktu Dhuha sedang memanas, yaitu pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun 11 H. Ketika itu beliau berusia 63 lebih empat hari. (Aji Setiawan/Red: Mahbib)

Sumber: www.nu.or.id

Share:

Selasa, 03 Februari 2015

Yang istimewa pada diri Abdurrahman bin auf

Jika Rasulullah SAW pernah mengumumkan ada sepuluh sahabat yang dijanjikan bakal masuk surga, maka nama Abdurrahman bin ‘Auf termasuk di dalamnya. Nabi menyebut namanya di sela-sela nama para sahabat agung yang lain, tak terkecuali empat pengganti Rasulullah (al-khulafaur rasyidun).

Saat kabar atau hadits itu sampai di telinga Abdurrahman bin ‘Auf, dadanya tak lantas membusung. Ia justru gemetar takut. Suasana batin semacam ini berlangsung terus-menerus hingga akhirnya ia memberanikan diri menemui Rasulullah.

Abdurrahman bin ‘Auf sendiri adalah kerabat Nabi. Silsilah keturunan mereka berdua bertemu di generasi keenam ke atas, yakni Kilab bin Murrah. Namun demikian, kedekatan hubungan darah tak serta-merta mengurangi sikap takzim Abdurrahman kepada Sang Utusan Allah.

Abdurrahman bin ‘Auf masih terus terngiang dengan perkataan Rasulullah ketika akan berjumpa dengan sumber ucapan itu. Kerendahan hatinya lah yang membuat hatinya diliputi kecemasan lantaran kabar yan g mengistimewakan dirinya di antara para sahabat ternama itu.

“Allah telah memberimu hutang yang indah, yang membebaskan kedua kakimu,” tutur Rasulullah sebagaimana tercatat dalam kitab At-Thabaqatul Kubra karya Syaikh Abdul Wahab Asy-Sya’rani.

Melalui Nabi, Jibril lantas memberinya pesan anjuran kepada Abdurrahman bin ‘Auf untuk senantiasa memuliakan tamu, memberi makan kaum miskin, dan membantu orang-orang yang butuh pertolongan. “Jika semua perbuatan ini dilakukan maka lunas lah hutang-hutang tersebut.”

Abdurrahman bin ‘Auf sejak awal terkenal sebagai orang yang super dermawan. Ia pernah menyedekahkan 700 rahilah, yang mayoritas untuk para faqir dan miskin. Rahilah adalah jenis unta tunggangan yang harganya lebih mahal dari unta biasa. Abdurrahman memberikannya beserta barang bawaan dan pelana berikut alasnya.

Di mata Rasulullah, Abdurrahman istimewa salah satunya karena kepedulian sahabat as-sabiqunal awwalun (golongan orang pertama masuk Islam) ini terhadap masyarakat lemah. Hatinya tetap lapang meski harta bendanya banyak didermakan untuk kepentingan itu.

Suatu kali Rasulullah pernah dari arah belakang mengalungkan serban dan menutupi kedua bahu Abdurrahman bin ‘Auf. “Inilah hamba yang shalih,” lisan Nabi yang lembut melontarkan pujian.

Abdurrahman bin ‘Auf merupakan orang dengan ketawadukan yang luar biasa. Karenanya, berita bahagia yang mengistimewakan dirinya pun direspon dengan rasa khawatir. Bukan tak percaya atau tak suka. Baginya, di hadapan Tuhan dirinya tak ada apa-apanya. Karakter ini seolah menjadi tamparan keras bagi orang atau kelompok yang merasa paling benar dan mulia meski tanpa jaminan surga.

Al-Imam Abu Muhammad Abdurrahman bin ‘Auf wafat pada tahun 32 hijriyah dan disemayamkan di Baqi’, Madinah, dekat dengan makam Rasulullah SAW. (Mahbib)

Sumber: www.nu.or.id

Share:

Tokoh Islam

Hikmah

Islamia

Muslimah