• Dzikir Pagi Dan Petang

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Dzikir Mejelang Tidur

    Siapa yang membaca ayat Kursi saat hendak tidur, maka sesungguhnya dia selalu berada dalam perlindungan Allah dan tidak didekati setan hingga pagi hari.

  • Bacaan Setelah Bangun Tidur

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Dzikir Setelah Shalat Fardlu

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Bacaan Shalat Tahajud

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

Sabtu, 24 Desember 2016

Lima Jenis Laki-laki Yang Pantang Dijadikan Suami


Perempuan utamanya Muslimah harus berhati-hati dalam memilih laki-laki yang akan dijadikannya sebagai calon suami. Itu karena urusan memilih suami bukan semata urusan dunia tapi akhirat taruhannya. Jangankan ‘melirik’ calon non muslim (naudzubillah minzalik), calon yang mengaku sebagai muslim pun harus tetap diwaspadai. Itu karena banyak sekali laki-laki di zaman ini yang Islam-nya hanya sebatas KTP alias tidak peduli dengan aturat syariat.
Share:

Senin, 17 Oktober 2016

Nasehat Imam Al-bukhari Bagi Penuntut Ilmu


Ilustrasi Image By: citraislam.com

Menuntut ilmu bukanlah perkara mudah dan sederhana. Butuh pengorbanan dan kesabaran tingkat tinggi untuk menguasainya. Selain itu, godaan dalam proses mencari ilmu juga cukup banyak, beraneka ragam, dan datang silih berganti; baik godaan dari luar maupun dalam diri sendiri. Kesuksesan seorang pelajar sangat ditentukan oleh sejauh mana dia mampu mengusir setiap godaan ini.

Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitab Tadribur Rawi mengutip sebuah kisah tentang nasihat Imam Al-Bukhari kepada seorang murid yang ingin belajar hadits kepadanya. Singkat kata, imam hadits ini mengatakan, jika kamu ingin menjadi ahli hadits yang sempurna, kamu mesti menulis empat hal. Empat hal ini tidak sempurna kecuali dengan empat perkara.

Apabila telah menyempurnakan empat perkara ini, kamu akan diberikan empat keuntungan sekaligus diuji dengan empat cobaan. Bila kamu lulus dari empat ujian tersebut, Allah SWT akan memberimu empat ganjaran di dunia dan di akhirat. Jabaran dari empat hal yang saling berkaitan itu adalah sebagai berikut:

ﻻﺗﺘﻢ ﻟﻪ ﻟﻪ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ ﺇﻻ ﺑﺄﺭﺑﻊ ﻫﻲ ﻣﻦ ﻛﺴﺐ ﺍﻟﻌﺒﺪ : ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺔ، ﻭﺍﻟﻠﻐﺔ، ﻭﺍﻟﺼﺮﻑ، ﻭﺍﻟﻨﺤﻮ، ﻣﻊ ﺃﺭﺑﻊ ﻫﻦ ﻣﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﺍﻟﺼﺤﺔ، ﻭﺍﻟﻘﺪﺭﺓ، ﻭﺍﻟﺤﺮﺹ، ﻭﺍﻟﺤﻔﻆ، ﻓﺈﺫﺍ ﺻﺤﺖ ﻟﻪ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ ﻫﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺭﺑﻊ : ﺍﻷﻫﻞ، ﻭﺍﻟﻮﻟﺪ ﻭﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﻮﻃﻦ، ﻭﺍﺑﺘﻠﻲ ﺑﺄﺭﺑﻊ : ﺷﻤﺎﺗﺔ ﺍﻷﻋﺪﺍﺀ، ﻭﻣﻼﻣﺔ ﺍﻷﺻﺪﻗﺎﺀ، ﻭﻃﻌﻦ ﺍﻟﺠﻬﻼﺀ، ﻭﺣﺴﺪ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ، ﻓﺈﺫﺍ ﺻﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﺤﻦ ﺃﻛﺮﻣﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﺄﺭﺑﻊ : ﺑﻌﺰ ﺍﻟﻘﻨﺎﻋﺔ، ﻭﺑﻬﻴﺒﺔ ﺍﻟﻴﻘﻴﻦ، ﻭﺑﻠﺬﺓ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﻭﺑﻴﺤﺎﺓ ﺍﻷﺑﺪ، ﻭﺃﺛﺎﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﺑﺄﺭﺑﻊ : ﺑﺎﻟﺸﻔﺎﻋﺔ ﻟﻤﻦ ﺃﺭﺍﺩ ﻣﻦ ﺇﺧﻮﺍﻧﻪ، ﻭﺑﻈﻞ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺣﻴﺚ ﻻ ﻇﻞ ﺇﻻ ﻇﻠﻪ، ﻭﻳﺴﻘﻲ ﻣﻦ ﺃﺭﺍﺩ ﻣﻦ ﺣﻮﺽ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﺑﺠﻮﺍﺭ ﺍﻟﻨﺒﻴﻴﻦ ﻓﻲ ﺃﻋﻠﻰ ﻋﻠﻴﻴﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ

Artinya: “Hal ini (menuntut ilmu) tidak sempurna kecuali seseorang menguasai empat bidang: mahir baca-tulis, mengerti bahasa, menguasai ilmu sharaf, dan ilmu nahwu (gramtikal). Kemampuan ini harus dibarengi dengan karunia Allah: kesehatan, kemampuan, keuletan, dan hafalan. Apabila empat hal ini berjalan dengan baik, dia akan diberikan empat keuntungan: keluarga, anak, harta, dan domisili. Tapi seketika itu pula dia akan diuji dengan empat ujian: musuhnya dengki, celaaan sahabatnya, makian dari orang bodoh, dan keirian ulama. Jika seseorang berhasil melewati ujian ini, di dunia dia akan memperoleh empat kebaikan: semakin qana’ah, keyakinanya meningkat, merasakan nikmatnya ilmu, dan kenikmatan hidup. Kelak di akhirat, Allah SWT akan memuliakannya dengan empat kesempatan: dapat memberikan syafaat kepada siapa yang dia inginkan, berhak memberi minum kepada siapa pun dari telaga Nabi Muhammad SAW, dinaungi bayangan Arasy, dan diposisikan di surga paling tinggi, di samping surga para Nabi.”

Maksud dari pernyataan ini ialah bahwa keharusan bagi penuntut ilmu menguasai empat bidang sebagai dasar mencari ilmu, yaitu: pandai baca, pandai tulis, menguasai bahasa, dan gramatikalnya. Keempat potensi ini tidak akan berkembang kecuali atas karunia Tuhan. Dalam konteks ini, anugerah Tuhan itu berupa empat hal: kesehatan, kemampuan, semangat, dan kekuatan hafalan.

Sepintar apapun seorang anak, bila Allah SWT tidak memberikan kesehatan dan kesempatan belajar kepadanya, tentu proses belajarnya akan menjadi tidak efektif dan sempurna. Setelah berhasil menguasai empat bidang ini, dia diberikan empat karunia Tuhan, maka dia akan mendapatkan empat keuntungan: keluarga, anak, harta, dan domisili. Di samping beruntung, dia juga diuji dengan empat ujian: ada musuhnya yang dengki, sahabatnya juga ikut-ikutan mencaci-maki, umpatan dan hinaan dari orang-orang bodoh, dan ada juga ulama yang iri terhadap kepintarannya.

Jika dia mampu bertahan dan bersabar, Allah SWT akan memberikannya empat kebaikan: semakin qana’ah, keyakinanya bertambah kuat, dia merasakan nikmatnya ilmu, dan diberikan kebahagiaan hidup. Di akhirat kelak, kebahagiannya disempurnakan dengan empat kesempatan: mereka diberi kesempatan untuk memberi syafaat kepada orang yang diingininya, dilindungi oleh Arasy, berhak memberi minum kepada siapa saja dari telaga Nabi Muhammad SAW, dan dia diletakkan di surga kelas tinggi, yang berada di samping surga para Nabi.

Begitulah sulitnya menuntut ilmu. Ada banyak rintangan dan godaan yang mesti disingkirkan. Sangat beruntung orang yang mampu bersabar dalam melewati segala bentuk ujian ini. Di antara deretan cobaan di atas, umpatan dan cacian teman sejawat mungkin adalah ujian paling berat dibanding lainnya.

Barangkali sudah nasib orang berilmu seperti itu. Terkadang teman pun bisa jadi lawan, bahkan tak jarang nyawa pun dikorbankan demi sebuah kebenaran. Namun ketika datang masanya, mereka akan tersenyum bahagia di depan Yang Maha Kuasa ketika mampu melewati tahapan di atas. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Sumber: ( www.nu.or.id )
Share:

Selasa, 04 Oktober 2016

Batu Akik Mbah Kholil Dan Pesan Muktamar Nu



Syaikhona Kholil Bangkalan Madura lahir Tahun 1820 M atau 1235 H merupakan guru ulama besar di pulau Jawa. Ulama besar yang digelar oleh para kiai sebagai “Syaikhuna” yakni guru kami, karena kebanyakan kiai-kiai dan penggasas pondok pesantren di Jawa dan Madura pernah belajar dan nyantri dengan beliau.
Share:

Senin, 29 Agustus 2016

Sejarah Dan Pengertian Pondok Pesantren


Berawal dari adanya seorang kyai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya. Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kyai. Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya tersebut,
Share:

Senin, 27 Juni 2016

Inilah Kisah Rasulullah Melihat Keindahan Malam Lailatul-qadar



Umat Islam meyakini bahwa malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Malam ganjil yang diyakini datang di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini merupakan waktu yang diharapkan oleh seluruh umat Islam. Karena apabila kita melakukan amal kebaikan pada malam itu, seolah-olah kita telah melakukan ibadah yang nilainya setara dengan 1.000 bulan atau 83 tahun.
Share:

Selasa, 07 Juni 2016

Inilah Doa Lengkap Berbuka Puasa



Kita disunahkan membaca doa berbuka puasa. Tentu saja doa ini berlaku bagi mereka yang berbuka puasa. Lantaran isi doanya menyatakan bahwa yang berdoa itu memang berpuasa. Doa berbuka puasa ini memang dianjurkan mengingat hampir semua aktivitas digantungkan pada doa.
Share:

Jumat, 27 Mei 2016

Mengenal Kepribadian Luhur Habib Anis Al-habsyi



Dua minggu pasca-Lebaran tahun 2006, umat muslim di Soloraya tersentak mendengar kabar duka. Seorang tokoh ulama panutan yang juga keturunan dari Rasulullah saw, Habib Anis Al-Habsyi dikabarkan telah menghadap ke rahmatullah. Menurut keterangan dari dokter, Habib Anis yang kala itu berusia 78 tahun, wafat karena penyakit jantung yang dideritanya.
Share:

Sabtu, 14 Mei 2016

Kh. Romli Tamim Penyusun Doa Istighorsah



Kata "Istighotsah" ( ﺇﺳﺘﻐﺎﺛﺔ) adalah bentuk masdar dari Fi'il Madli Istaghotsa ( ﺇﺳﺘﻐﺎﺙ) yang berarti mohon pertolongan. Secara terminologis, istigotsah berarti beberapa bacaan wirid ( awrad) tertentu yang dilakukan untuk mohon pertolongan kepada Allah SWT atas beberapa masalah hidup yang dihadapi.
Share:

Kamis, 05 Mei 2016

Kh. Ahmad Muthohar Mursyid Thariqah Dan Penulis Berbagai Kitab



KH Ahmad Muthohar bin Abdurrahman bin Qoshidil Haq adalah putra kelima KH Abdurrahman. Beliau merupakan adik KH Fathan bin Abdurrahman yang meneruskan perjalanan Pesantren Futuhiyyah bersama dengan dua keponakannya, KH Muhammad Shodiq Luthfil Hakim Muslih dan KH Muhammad Hanif Muslih, sepeninggal KH Muslih bin Abdurrahman.
Sepanjang masa itu, kiai Ahmad Muthohar merupakan sesepuh yang mengampu pengajian santri dan bertindak sebagai imam sholat maktubah di Masjid An Nur Pondok Pesantren Futuhiyyah, disamping sebagai imam sholat Jumat di Masjid Jami’ Baitul Muttaqin, Kauman, Mranggen.

Sedang struktur tata kelola organisasi pesantren (termasuk pengelolaan yayasan) dipimpin oleh dua putra KH Muslih bin Abdurrahman, yakni KH Muhammad Shodiq Luthfil Hakim Muslih dan dibantu adiknya KH Muhammad Hanif Muslih.

KH Ahmad Muthohar bin Abdurrahman terkenal sebagai sosok ulama yang istiqomah. Para santri menjadi saksi keistiqomahannya dalam hal ubudiyah. Sepanjang hayat, kecuali pada saat benar-benar udzur, beliau senantiasa melaksanakan sholat maktubah berjamaah dengan para santri.

Salah satu hal yang patut menjadi teladan dari kiai kelahiran 1926 ini adalah keistiqomahan dalam beribadah. Meski harus dengan menaiki kursi roda dan didorong oleh santri dari kediaman menuju masjid, beliau tetap semangat, bahkan masih sempat keliling ke kamar-kamar pesantren untuk membangunkan santri yang tidur atau sekedar mengingatkan waktu sholat jamaah.

Disamping menjadi imam Masjid An Nur Pesantren Futuhiyyah, sehari-harinya KH Ahmad Muthohar bin Abdurrahman juga mengampu pengajian kitab-kitab salaf.

Semasa hidup, KH Ahmad Muthohar dikenal sebagai penulis produktif. Tak kurang dari 30 judul kitab kuning karyanya membahas berbagai disiplin ilmu, diantara kitab nahwu, shorof (tata bahasa), aqidah (ketahuidan), akhlak (budi pekerti), fiqih (hukum Islam), tafsir, hingga mawaris (tentang pembagian warisan).
KH Ahmad Muthohar merupakan salah satu ulama yang berkesempatan menimba ilmu dari Abu Al Faidh’ Alam Ad Diin Muhammad Yasin bin Isa Al Fadani, yang masyhur dikenal dengan Syekh Yasin Al Fadani, ulama Makkah asal Padang Sumatera Barat, bergelar “Al Musnid Dunya” (ulama ahli sanad dunia), berkat keahliannya dalam hal ilmu periwayatan hadits.
Di kalangan nahdliyyin, karya-karya KH Ahmad Muthohar cukup dikenal dan masih dipakai untuk pembelajaran agama hingga sekarang. Sebut saja kitab Imrithi dan Al Wafiyyah fi Al Fiyyah (Nahwu), Akhlaqul MArdliyyah (akhlak), Tafsir Faidurrahman (tafsir), Al Maufud (Shorof), Syifaul Janan dan Tuhfatul Athfal (tajwid). Buah karyanya yang lain, kitab Rahabiyyah (warisan) serta Tsamrotul Qulub (bacaan wirid sesudah shalat).

Sebagian besar karya KH Ahmad Muthohar diterbitkan oleh penerbit Thoha Putra Semarang, yang memang dikenal sebagai penerbit kitab-kitab klasik. Selain itu, ada pula sejumlah karyanya yang dirilis oleh penerbit Malaysia.
Selain penulis produktif, KH Ahmad Muthohar juga merupakan sosok penting di kalangan nahdliyin, hingga wafat tahun 2005, beliau adalah Mustafadl Jam’iyyah al Mu’tabarah Qadiriyyah wan Naqsyabandiyyah An Nahdliyyah.

Tak heran, kepergiannya dihantarkan oleh banyak pelayat. Sebagian mereka merupakan murid thariqah. Tak cuma dari Mranggen, para murid tersebut datang dari berbagai kota di Jawa, seperti Semarang, Purwodadi, Kendal, Sragen, Pekalongan, Blora, Pati, Solo, Cirebon, bahkan luar Jawa.

KH Ahmad Muthohar meninggal dunia pada usia 79 tahun saat melaksanakan sholat tahajud, yang rutin dilakoninya selama berpuluh-puluh tahun. Beliau wafat meninggalkan 8 putra-putri dari para istrinya, 4000-an santri, dan puluhan ribu anggota thoriqoh.

Oleh: Abdus Shomad/Ben Zabidy PP. Futuhiyyah Suburan Mranggen [nu.or.id]
Share:

Minggu, 01 Mei 2016

Kh. Abuya Muhtadi Dimyati Mufti Syafiiyah Nasionalis Dari Banten

KH. Abuya Muhtadi Dimyathi Al-Bantany yang bernama kecil Ahmad Muhtadi dilahirkan di Kampung Cidahu Desa Tanagara Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dari pasangan KH Abuya Dimyathi Bin KH M. Amin Al-Bantany dan Nyai Hj. Asma' Binti KH ‘Abdul Halim Al-Makky pada 26 Desember 1953 M / 28 Jumadal Ula 1374 H.

Share:

Jumat, 15 April 2016

Di Antara Wasiat Sunan Gunung Jati

Jika kita berziarah ke makam Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati di Cirebon, maka dapat ditemukan di salah satu sudut area makam, tepatnya di dinding serambi Masjid Agung Gunung Jati, terpampang secara jelas sebuah kalimat "Insun titip tajug lan fakir miskin." Kalimat yang sudah cukup familiar khususnya bagi masyarakat Cirbon, dan diyakini merupakan wasiat terakhir Sunan Gunung Jati tidak lama sebelum beliau wafat.

Share:

Selasa, 12 April 2016

Mintalah Doa Pada Orang Yang Sakit, Karena Doanya Seperti Doa Malaikat

Salah satu hak seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah menjenguknya ketika sakit. Hal ini merupakan perkara yang mulya yang telah diajarkan oleh agama. Disamping itu pula dianjurkan memberikan nasehat-nasehat yang mengandung harapan serta berdo'a untuk kesembuhan orang yang sakit.

Share:

Selasa, 29 Maret 2016

Rahasia Di Balik Keistimewaan Kitab Taqrib

Tidak ada yang menyangkal akan kemasyhuran kitab Taqrib (al-Ghayah wa at-Taqrib) sebuah risalah kecil dalam disiplin fiqih yang meskipun tipis tapi berbobot. Nyaris semua pondok pesantren di Indonesia dalam desain kurikulum pembelajarannya memakai matan kitab Taqrib ini. Ia menjadi materi dasar penguasaan fan fiqih untuk para santri. Banyaknya kitab-kitab fiqih terbaru yang dikarang fuqaha kontemporer belum dapat menggeser penggunaan kitab produk sekitar abad ke-5 Hijriah tersebut.

Share:

Rabu, 09 Maret 2016

Wanita-wanita Yang Dapat Mendatangkan Rizqi Bagi Suaminya

Memperoleh isteri yang ideal mungkin saja adalah yang dimimpikan para lelaki. Begitu juga dengan wanita, siapa wanita yang tidak mau mempunyai suami shalih serta sesuai persyaratan ideal yang didambakan. Tetapi kita ketahui bahwa tak ada manusia yang sempurna. Kita cuma dapat mengupayakan supaya bisa menjalankan peran masing-masing semaksimal mungkin serta sesuai dengan apa yang diridhai Allah ta'ala.

Ada suatu nasehat untuk seseorang suami. "Bahagiakanlah isteri karena membahagiakan isteri dapat memperlancar rejeki." Apakah benar demikian? Berikut sifat-sifat isteri yang bisa jadi akan mendatangkan rejeki untuk suaminya:

Wanita yang taat pada Allah dan rasul-Nya.

Ada empat faktor sebagai pertimbangan saat sebelum menikah dengan seseorang wanita, yaitu karena (1) kecantikannya, (2) keturunannya, (3) hartanya serta (4) agamanya. Kita diperintahkan untuk memilih wanita karena faktor agamanya, beruntung sekali bila dapat memperoleh keempatnya. Wanita yang taat pada Allah dan Rasul-Nya bakal membawa rumah tangga menuju surga, menuju ketentraman. Rumah tangga yang tentram, nyaman, bahagia yaitu rejeki yang sangatlah berharga. Rumah tangga yang dinahkodai suami yang saleh didampingi istri yang salehah akan jadikan rumah tangga ini barokah, membuahkan anak-anak yang saleh/salehah, memperoleh ridha serta rahmat Allah.

Wanita yang taat pada suaminya.

"Jika aku boleh menyuruh seorang untuk sujud pada orang lain pasti aku akan menyuruh seseorang isteri untuk sujud kepada suaminya (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)."

Selama perintah suami tak bertentangan dengan agama, jadi isteri harus mentaatinya. Ketaatan seseorang isteri pada suaminya bakal membuat hati suami tenang serta damai serta dapat menjalankan kewajibannya mencari rejeki yang halal untuk keluarga. Akan halnya wanita yang berkarier diluar rumah dapat terus bekerja selama suaminya mengizinkan serta kewajibannya untuk menjaga diri dengan baik ditempat kerja. "Laki-laki yaitu pemimpin atas wanita karena Allah sudah melebihkan sebagian dari mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) serta dengan sebab suatu hal yang sudah mereka (laki-laki) nafkahkan dari harta-hartanya. Jadi wanita-wanita yang saleh yaitu yang patuh lagi memelihara diri di belakang suaminya seperti Allah sudah memelihara dirinya". (QS. An Nisa: 34).

Wanita yang melayani suaminya dengan baik.

Tugas utama isteri yaitu mobilisasi pekerjaan rumah tangga dengan sebaik-baiknya, mel ayani suami dengan baik dan mendidik anak-anaknya. Isteri yang baik berupaya mel ayani suaminya dengan baik seperti menyiapkan makanannya, mempersiapkan keperluannya, penuhi keperluan biologisnya, melindungi perasaan suaminya jangan sampai suaminya terluka karena sikapnya. Wanita yang demikian dapat jadi yang paling disayangi suaminya serta bisa jadi partner yang baik dalam wujudkan rumah tangga yang sakinah dan menarik beberapa hal positif dalam rumah tangganya, termasuk juga rejeki untuk suaminya.

Wanita yang berhias hanya untuk suaminya.

"Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah" (HR. Muslim).

Adalah sifat wanita yang gemar bersolek serta berhias, namun wanita yang saleh cuma berhias serta memperlihatkan perhiasan untuk suaminya. Wanita yang bila dilihat suaminya senantiasa menyenangkan serta tahu bagaimanakah menyenangkan suaminya. Wanita yang bahkan malaikat juga mendo'akannya akan mempermudah rejeki datang padanya.

Apabila ditinggal menjaga kehormatan dan harta suami

Waktu suami keluar mencari nafkah Isteri yang ditinggalkan dirumah harus merawat kehormatannya, menjaga dirinya dari tamu yg tidak pantas, membatasi keluar rumah bila tak terlalu penting. Harta suami yang dititipkan padanya dipergunakan pada beberapa hal yang berguna dengan seizin suaminya. Wanita seperti itu mempermudah rejeki masuk ke rumahnya sebagai upah dari ketaatannya kepada Allah serta kesetiaan pada suaminya.

Wanita yang selalu meminta ridha suami

Wanita ini tahu bagaimana menyenangkan hati suaminya. Melindungi sikap serta tingkah laku supaya tak menyinggung serta melukai perasaan suaminya. Dia senantiasa berupaya agar suaminya tak marah padanya. Dia tidak akan pergi tidur dalam situasi marah atau meninggalkan suaminya dalam situasi marah sampai memperoleh maafnya. Mengajak suaminya bercanda untuk menceriakan perkawinannya. Berupaya mendidik anak-anaknya dengan baik. Menjaga rahasia perkawinan dari orang lain. "Maukah kalian kuberitahu isteri-isteri sebagai penghuni surga yakni isteri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali pada suaminya, di mana bila suaminya marah dia mendatangi suaminya serta meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata" Aku tidak bisa tidur sebelum engkau ridha" (HR. An Nasai).

Isteri seperti ini yaitu isteri yang dimudahkan rejekinya melalui tangan suaminya karena amalan dan kesetiaan pada suaminya

Wanita yang menerima pemberian suami dengan ikhlas

Wanita yang tidak pernah mengeluh berapapun rejeki yang dibawa pulang suaminya. Senantiasa ikhlas menerima serta menghormati apa pun yang didapatkan suami kepadanya. Banyak disyukuri sedikit pun di terima dengan ikhlas. Wanita seperti itu adalah wanita yang mensyukuri rejekinya. Allah telah menjanjikan bahwa bila kita bersukur Dia akan menambah rejeki kita. Wanita yang bersukur serta ikhlas rejekinya selalu bertambah baik jumlah ataupun keberkahannya yang akan di beri Allah langsung padanya maupun melalui suaminya.

Wanita yang bisa menjadi partner meraih ridha Allah.

Wanita yang menjadikan rumah tangganya sebagai ibadah, pengabdiannya kepada Allah. Bisa menjadi teman diskusi yang berimbang untuk suami. Bisa melakukan koreksi serta menyampaikan dengan lembut pada suaminya. Mendengarkan nasehat serta kata-kata suaminya dengan penuh perhatian. Saat sebelum melakukan ibadah sunnah seperti puasa sunnah meminta izin pada suaminya serta tak melaksanakan bila tak diizinkan. Bisa jadi pendorong serta motivator suami untuk mencapai keberhasilan dunia dan akhirat. Itulah mengapa ada kalimat "Di balik pria yang sukses ada wanita hebat di belakangnya". Karena wanita seperti ini adalah rejeki utama suaminya.

Wanita yang tak pernah putus doa untuk suaminya.

Wanita yang bersukur yaitu wanita yang menerima semua kehendak/takdir Allah padanya namun terus berupaya melakukan yang terbaik termasuk juga dengan mendoakan suami serta anak-anaknya supaya berhasil dunia akhirat. Wanita ini tidak pernah putus do'a, namun menjadikannya sebagai kebiasaan harian, penghias bibir sesudah shalat. Wanita itu tahu bahwa rejeki suaminya akan ditambah serta diberkahi bila dirinya selalu melibatkan Allah pada langkah suaminya melalui doa-doa yang dipanjatkannya setiap hari. Dan betapa beruntungnya seorang laki-laki jika bisa memperoleh isteri dengan ciri-ciri seperti diatas. Jika pun isteri ternyata belum punyai ciri-ciri seperti diatas adalah tugas suami untuk mendidik isterinya, karena isteri adalah tanggung jawab suaminya serta dia akan di tanya di akhirat perihal hal itu. Wallahu a'lam. [kabarmuslimah.com]

Share:

Selasa, 01 Maret 2016

Lima Kiat Sukses Mencari Ilmu, Dalam Alfiyah Ibnu Malik

"Thalabul ilmi faridhatun 'ala kulli muslimin wa muslimatin"|"Uthlubul 'ilma minal mahdi ilal lahdi".

Dua hadits di atas rasanya tidak asing lagi di telinga orang pesantren sebagai penuntut ilmu

Share:

Minggu, 28 Februari 2016

Sosok Ulama Kharismatik Guru Sekumpul Dari Kalimantan

Guru Sekumpul merupakan sebutan untuk Syaikh Zaini Abdul Ghani, ulama kharismatik kalimantan selatan yang sangat terkenal. Nama lengkap beliau adalah al-Alim al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa'ad bin Abdullah bin al-Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Share:

Sabtu, 27 Februari 2016

Bersedekahlah Sebelum Mati, Mayit Ingin Bersedekah Jika Bisa Hidup Kembali

Oleh: Badrul Tamam

Al-Qur'an menyebutkan angan-angan orang muslim yang suka menunda amal shalih di dunia sehingga datang kematiannya seandainya diberi kesempatan hidup kembali dirinya akan bersedekah dan menjadi orang shalih. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya.

Share:

Selasa, 16 Februari 2016

Kisah Pemuda Istimewa Di Mata Rasulullah, Uwais Al-qarni

"Belum dikatakan berbuat baik kepada Islam, orang yang belum berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya." Syaikhul Jihad Abdullah Azzam.

Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit itu tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun cacat tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan. "Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji." pinta sang ibu kepada uwais.

Mendengar ucapan sang ibu, Uwais termenung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan? Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkin pergi haji naik lembu. Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. "Uwais gila... Uwais gila.." kata orang-orang yang melihat tingkah laku Uwais.

Banyak orang yang menganggap aneh apa yang dilakukannya tersebut. Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik-turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu juga otot Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk mengangkat barang. Tahukah sekarang orang-orang, apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari? Ternyata ia sedang latihan untuk menggendong ibunya. Uwais menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya itu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya. Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Ka'bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka'bah, ibu dan anak itu berdoa. "Ya Allah, ampuni semua dosa ibu," kata Uwais. "Bagaimana dengan dosamu?" tanya sang Ibu keheranan. Uwais menjawab, "Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga." Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta.

Allah subhanahu wata'ala pun memberikan karunia untuknya. Uwais seketika itu juga sembuh dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuknya Uwais tersebut? Ituah tanda untuk Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat Rasulullah untuk mengenali Uwais. Beliau berdua sengaja mencari di sekitar Ka'bah karena Rasulullah berpesan, "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman."

"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)." (HR Bukhari dan Muslim)

Kisah Berlanjut: Saat Uwais Al-Qarni pergi ke Madinah Untuk Berjumpa Rasulullah

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al Qarni sampai juga di kota Madinah. Segera ia mencari rumah Nabi Muhammad. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al Qarni menyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada di rumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah r.a., istri Nabi.

Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi, tetapi Nabi tidak dapat dijumpainya. Dalam hati Uwais Al Qarni bergejolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terniang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu,agar ia cepat pulang ke Yaman, "Engkau harus lekas pulang."

Akhirnya, karena ketaatanya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah r.a. untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi. Setelah itu, Uwais pun segera berangkat pulang mengayunkan lengkahnya dengan perasaan amat sedih dan terharu.

Peperangan telah usai dan Nabi pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi menanyakan kepada Siti Aisyah r.a., tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais anak yang taat kepada ibunya, dia adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi, Siti Aisyah r.a. dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah r.a. memang benar ada yang mencari Nabi dan segera pulang ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Nabi Muhammad melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit itu, kepada sahabatnya, "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya."

Sesudah itu Nabi memandang kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khaththab seraya berkata, "Suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi."

Waktu terus berganti, dan Nabi kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khaththab. suatu ketika Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu. yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa Khalifah Umar dan sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan dia?

Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman, segera Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al Qarni turut bersama mereka.

Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib segera pergi menjumpai Uwais Al Qarni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang salat. Setelah mengakhiri salatnya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib sambil mendekati kedua sahabat Nabi tersebut dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Sewaktu berjabatan, Khalifah dengan segera membalikan telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan Nabi. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al Qarni. Wajah Uwais nampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi. Bahwa ia adalah penghuni langit. Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib menanyakan namanya, dan dijawab, "Abdullah".

Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, "Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?" Uwais kemudian berkata, "Nama saya Uwais Al Qarni".

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. akhirnya Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memohon agar Uwais membacakan doa dan Istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, "Saya lah yang harus meminta do'a pada kalian". Mendengar perkataan Uwais, "Khalifah berkata, "Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda". Seperti dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya.

Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, "Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi."

Kisah Berlanjut: Fenomena ketika Uwais Al Qarni Wafat

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan di mandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika di bawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang sudah menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa ke pekuburannya, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al Qarni adalah seorang yang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, "Siapakah sebenarnya engkau Wahai Uwais Al Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai pengembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatnya, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya."

Berita meninggalnya Uwais Al Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar kemana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al Qarni disebabkan permintaan Uwais Al Qarni sendiri kepada Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Nabi, bahwa Uwais Al Qarni adalah penghuni langit.

Begitulah Uwais Al Qarni, sosok yang sangat berbakti kepada orang tua, dan itu sesuai dengan sabda Rasulullah ketika beliau ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau menjawab, "Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu." (HR Ibnu Majah).

M. Haromain: Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri; Berdomisili di Pondok Pesantren Nurun ala Nur Bogangan Utara Wonosobo: [nu.or.id]

Share:

Kamis, 04 Februari 2016

Kh. Abdul Wahab Hasbullah, Tokoh Pahlawan Nasional Indonesia

Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah (lahir di Jombang, 31 Maret 1888, wafat 29 Desember 1971 pada usianya yang ke 83 tahun) adalah seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern, dakwahnya dimulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum "Soeara Nahdlatul Oelama" atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November 2014

Share:

Minggu, 31 Januari 2016

Inilah Lima Santri Yang Paling Berjasa Bagi Indonesia

Indonesia dengan segala elemen kemajemukannya ternyata memiliki banyak Pahlawan Nasional berlatar belakang seorang santri. Namun ironisnya tak banyak warga Indonesia yang mengetahui mereka. Hal ini dikarenakan sosialisasi pendidikan yang tidak merata. Selain itu, hal yang paling menentukan adalah karena pembelokan sejarah yang dilakukan oleh rezim Orde Baru.

Share:

Senin, 11 Januari 2016

Agar Istri Seindah Bidadari

Dikisahkan Ada seorang lelaki berkata kepada seorang syekh: "Dulu, sebelum menikah, saya melihat istriku begitu indah, tiada duanya di dunia ini. Ketika saya melamarnya, ternyata ada banyak wanita yang seindah dia. Ketika saya menikahinya, aku mulai merasa bahwa ada banyak wanita yang lebih cantik darinya. Dan Sekarang, setelah hampir sepuluh tahun kami menikah, saya merasa bahwa semua wanita lebih menarik daripada istriku."

Share:

Arsip

Tokoh Islam

Hikmah

Islamia

Muslimah