• Dzikir Pagi Dan Petang

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Dzikir Mejelang Tidur

    Siapa yang membaca ayat Kursi saat hendak tidur, maka sesungguhnya dia selalu berada dalam perlindungan Allah dan tidak didekati setan hingga pagi hari.

  • Bacaan Setelah Bangun Tidur

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Dzikir Setelah Shalat Fardlu

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Bacaan Shalat Tahajud

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

Minggu, 18 Februari 2018

20 Wasiat Penting Habib Salim As-syathiri Tarim Yaman


Berikut adalah 20 wasiat penting dari ulama besar Yaman yang meninggal kemarin, Sabtu 17 Februari 2018, Habib Salim bin Abdullah bin Umar asy-Syathiri dari beberapa ceramahnya di Indonesia:

1. Durhaka pada orangtua itu bernasab, turun-temurun, pasti akan dibalas melalui keturunannya kelak.

2. Seorang yang menghormati ulama besar tapi ia meninggalkan orangtuanya artinya ia mementingkan sunnah dan melalaikan yang wajib. Sama seperti orang memakai imamah tapi auratnya justru terbuka, sungguh tidak pantas.

3. Berkata Imam Ahmad bin Hanbal: “Orangtua ada 3; yang melahirkan, yang memberi ilmu (guru), dan yang menikahkanmu dengan anaknya (mertua).”

4. Pada saat kita kecil, orangtua mencintai kita, bersabar dengan keadaan dan tangisan kita, menghadapi berbagai tingkah pola kita, berdoa supaya kita panjang umur dan sehat sampai dewasa. Maka wajib bagi kita bersabar terhadapnya ketika mereka sudah tua dan memiliki banyak kekurangan.

5. Syafaat Rasulullah Saw. pun tak dapat menolong orang yang durhaka kepada orangtuanya dari siksa neraka kecuali orangtuanya sendiri yang memberi kesempatan padanya untuk diberi rahmat oleh Allah.

6. Memutus silaturrahim akan mendapat laknat dari Allah, tertolak seluruh amalnya, tidak akan diterima doanya walaupun ia seorang yang alim. Maka sambunglah silaturrahim sebelum kita mati dalam keadaan terlaknat dan sebelum kita masuk barzakh dengan amarah Allah selagi ada kesempatan.

7. Majelis ilmu lebih baik seribu kali daripada majelis maulid atau shalawat.

8. Orang yang hadir majelis ilmu akan mendapat rahmat Allah meski tidak paham atau tidak hafal apa yang telah disampaikan.

9. Banyak orang yang baru bisa merasakan manfaatnya hadir majelis ilmu ketika menjelang sakaratul maut.

10. Orang berakal bukanlah orang yang hanya bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jelek. Tetapi orang berakal adalah orang yang mengerti mana yang baik untuk dilakukan dan mengerti mana yang jelek untuk dijauhi. Dan itu semua ada dalam majelis ilmu.

11. Janganlah mengobrol sendiri dalam majelis ilmu. Syaikh Abubakar Bin Salim berkata: “Orang-orang yang sering mengobrol di majelis ilmu dikhawatirkan akhir hayatnya menjadi bisu.”

12. Ketika kamu tidak bisa menjadi seorang pengajar, maka setidak-tidaknya jadilah seorang pencari ilmu, atau orang yang semangat dalam menghadiri majelis ilmu, atau orang yang cinta kepada majelis ilmu.

13. Jauhilah orang-orang yang benci majelis ilmu.

14. Apabila zakat dikelola dengan baik dan benar niscaya tidak akan ada fakir miskin di dalam sebuah negara muslim. Seperti era Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

15. Barangsiapa memuliakan/menjamu tamu yang tidak dikenal, maka bagaikan memuliakan Allah Swt. Barangsiapa memuliakan/menjamu tamu yang dikenal, maka bagaikan memuliakan Rasulullah Saw.

16. Siwak mempunyai 120 manfaat. Sedangkan rokok mempunyai 120 bahaya.

17. Di Belanda terdapat sebuah penelitian bahwa ada kuman gigi yang tidak bisa mati kecuali dengan zat yang terkandung dalam kayu arok/siwak.

18. Dalam najis anjing dan babi ada beberapa kuman yang tidak bisa dihancurkan dengan berbagai macam zat kimia, tapi justru bisa dibasmi dengan debu. Oleh sebab itu, syariat mewajibkan membasuh najis anjing dan babi dengan tujuh kali basuhan yang salah satunya harus dicampur dengan debu.

19. Dalam salah satu sayap lalat ada empat penyakit dan dalam sayap lainnya ada empat obat penyakit tersebut. Jadi, jika terdapat lalat mati di dalam minuman maka tenggelamkan terlebih dahulu sebelum membuang lalat tersebut agar aman diminum. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits.

20. Agar futuh dalam ilmu, Habib Abdullah al-Haddad berkata: “Saya mendapatkan futuh dalam ilmu dengan sebab 3 perkara; dengan menangis dan merendahkan hati serta beristighfar di waktu Sahur, dengan berzuhud terhadap dunia, dan tidak aku mendengar ada seorang lelaki yang saleh atau perempuan yang salehah kecuali aku mengunjunginya dan meminta doa darinya.”

(Abdkadir Alhamid/ Toha Mahsun M)

Sumber: pustakamuhibbin.club
Share:

Sabtu, 03 Februari 2018

Kiai Abdul Djalil Syahid Membela Al-quran Tetes Darahnya Harum Semerbak


Hari Kamis tanggal 10 bulan Dzul Qadah 1366 H./26 September 1947 M. pukul 03.30 dini hari, serdadu Belanda sampai di Sidogiri dan langsung mengepung rapat pondok pesantren tua ini. Pasukan Hizbullah sempat melakukan perlawanan dan terlibat baku tembak. Saat hampir Subuh Belanda berhasil menerobos masuk ke Pondok Pesantren Sidogiri dan mendatangi Kiai Djalil yang saat itu bersama para pengawalnya. Belanda menanyakan di mana Kiai Sa’doellah. “Saya tidak tahu! Di sini saya hanya diserahi untuk mengajar santri,” jawab Kiai Djalil mantap.

Penasaran, pasukan Belanda memaksa Kiai Djalil ikut dijadikan tawanan. Kiai menolak, tidak mau mengikuti ajakan mereka. Terjadi perdebatan sengit kemudian. Karena sudah masuk waktu Subuh Kiai ingin mengatakan masih ingin salat Subuh terlebih dahulu. Selesai salat, Kiai langsung menuju halaman di sana tentara Belanda telah menunggu. Kiai Djalil keluar dari masjid dengan membawa buntalan yang berisi al-Qur’an dan kitab. Melihat Kiai Djalil membawa buntalan, Belanda memaksa agar menyerahkan buntalan itu, sebab Belanda curiga yang dibawa Kiai Djalil adalah dokumen penting milik Kiai Sa’doellah. “Jangan sentuh buntalan itu! Kamu najis memegangnya,” bentak Kiai Djalil garang.

Kiai djalil memang mempunyai firasat tidak enak pada Belanda. Bahkan Kiai pernah bilang, “Le’ londo mlebbu, Islam payah (Kalau Belanda sampai masuk ke sini, Islam payah)”. Sehingga beliau sudah bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan. Diam-diam beliau menyelinapkan kris di balik bajunya. Ketika Belanda dengan paksa merampas buntalan yang berisi al-Qur’an dan kitab itu, Kiai Djalil marah dan melakukan perlawanan.

Maka terjadilah pertempuran tidak seimbang antara Kiai Djalil yang ditemani bebarapa santri yang menjadi pengawalnya melawan Belanda yang jumlahnya banyak dan bersenjata lengkap. Beberapa serdadu Belanda tewas tersungkur. Tapi tidak lama berselang, semua pengawal Kiai Djalil gugur tertembak. Belanda sendiri kewalahan menghadapi Kiai Djalil yang ternyata tidak mempan ditembak, meskipun diberondong. Sampai akhirnya dengan kemarahan yang sangat memuncak, mereka berhasil menangkap Kiai Djalil dan dengan beringas menembakkan peluru ke mulut beliau. Dor…! Dor…! Dor…! Suara tembakan terdengar sampai puluhan kali. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Beliau akhirnya gugur sebagai syahid.

Kekejaman Belanda tidak cukup sampai di situ. Jenazah Kiai Djalil siseret dan dibuang di sungai Sidogiri sebelah barat. Konon, tetesan darah Kiai membuat air sungai saat itu harum semerbak. Jenazah Kiai Djalil ini baru ditemukan sekitar jam 09.00 oleh khadam beliau bernama Dlofir (Sukerejo Situbondo).

Kiai Djalil wafat tepat pasa hari Kamis tanggal 10 Dzul Qadah 1366 H atau 26 September 1947 M sekitar pukul 06.00 pagi hari. Beliau dimakamkan di areal pemakaman keluarga Sidogiri. Sedangkan beberapa orang pengawal beliau dimakamkan di samping masjid bagian utara (dekat jeding masjid).

Kiai Djalil adalah satu dari sekian ribu ulama yang menjadi korban kebiadaban Belanda. Disini, kiranya penting kita kutip pernyataan jujur seorang jenderal Belanda yang memimpin agresi tersebut. “Andaikan tidak ada ulama-ulama atau kiai-kiai kolot dan ortodoks (baca: Pesantren), Negara Indonesia tidak mungkin meraih kemerdekaan.”

Sumber: Buku JEJAK LANGKAH 9 MASYAYIKH SIDOGIRI 1

Dicopast Dari Akun Facebook حيدر علي
Share:

Tokoh Islam

Hikmah

Islamia

Muslimah