• Dzikir Pagi Dan Petang

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Dzikir Mejelang Tidur

    Siapa yang membaca ayat Kursi saat hendak tidur, maka sesungguhnya dia selalu berada dalam perlindungan Allah dan tidak didekati setan hingga pagi hari.

  • Bacaan Setelah Bangun Tidur

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Dzikir Setelah Shalat Fardlu

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

  • Bacaan Shalat Tahajud

    Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab: 41—42)

Selasa, 30 Juni 2015

Carilah Ilmu Sampai Ke Pondok pesantren Al-mubarok Lanbulan

Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan: Yang letaknya berada di pedalaman Desa Batorasang, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Madura, jawa Timur ini, didirikan oleh KH. Muhammad Fathullah pada 08 Syakban 1371 Hijriah. bertepatan dengan 2 Mei 1952. Putra kelima dari pasangan KH. Muhammad Fathullah bin Sa'idan dengan Nyai Sadrina binti KH. Abdul Allam ini, dikenal sosok ulama yang arif dan bijaksana.

Awalnya tidak banyak santri yang mengaji kepada KH Muhammad Fathullah di PP Al-Mubarok Lanbulan. Sebagian besar santri merupakan warga sekitar yang mengaji kepada suami dari Nyai Ewi Fatimah atau yang dikenal dengan Nyai Hj Zainab ini. Sistem pengajarannya waktu itu masih dengan sistem sorogan atau tontonan.

Seiring waktu, santri terus berdatangan. Bersamaan dengan itu, pembangunan asrama pesantren juga dilakukan. Pada masa KH Muhammad Fathullah pendidikan PP Al-Mubarok Lanbulan murni salaf. Yakni hanya mengajarkan kitab kuning dan pengetahuan agama. Hingga beliau wafat, belum ada pendidikan formal, jadi hanya ada pendidikan diniyah.

Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan: selanjutnya diasuh putra KH Muhammad Fathullah, yakni KH Ach. Barizi MF. Beliau juga dibantu sembilan saudaranya dalam mengembangkan pesantren. Termasuk tiga saudara iparnya. Pesantren ini dikembangkan secara kompak oleh KH Ach. Barizi MF bersama saudara-saudarinya. Tidak ada dua pengasuh ataupun dua pesantren. Keluarga pengasuh hingga saat ini terus solid untuk mengembangkan pendidikan pesantren dan pengabdian kepada masyarakat.

Pada masa KH Ach. Barizi MF inilah perkembangan pendidikan meningkat drastis. Santri terus berdatangan ingin mondok di pesantren ini. Pembangunan asrama santri berbanding lurus dengan meningkatnya santri yang mondok. Pada masa inilah banyak penyempurnaan sistem dan manajemen pesantren serta tata cara kehidupan santri. Juga didirikan lembaga pendidikan formal seperti SMP, MA, dan yang lainnya. Hingga saat ini pesantren masih diasuh langsung KH Ach. Barizi MF.

Saat ini jumlah santri dan murid PP Al- Mubarok Lanbulan secara keseluruhan mencapai 2.200 orang, baik putra ataupun putri. Santri menempati asrama yang dibagi menjadi daerah A hingga J. Masing-masing daerah terdiri dari 12 hingga 20 kamar. Fasilitas santri di PP Al-Mubarok Lanbulan cukup bagus karena kebanyakan asrama yang dibangun bertingkat.

Saat ini juga PP Al-Mubarok Lanbulan sudah memiliki koperasi pesantren (kopontren) sebanyak 3 unit. Namanya Kopontren Alqomar. Selain koperasi, ada juga unit kesejahteraan keluarga (UKK) yang dikelola keluarga pesantren.
Share:

Sabtu, 27 Juni 2015

Wali Pendiam Yang Hidup Sederhana Dari Tanah Aceh

Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama pengembara. Ulama ini dalam masyarakat Aceh lebih dikenal dengan Abu Ibrahim Keramat atau dipanggilnya dengan sebutan "Teungku Beurahim Wayla". Tokoh ini merupakan orang yang sangat dihormati di Aceh dan dipercaya sering menunaikan shalat Jum'at di Makkah dan kembali pada hari itu juga. Abu Ibrahim Woyla yang bernama lengkap Teungku Ibrahim bin Teungku Sulaiman bin Teungku Husen dilahirkan di kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat pada tahun 1919 M.

Share:

Senin, 22 Juni 2015

Pentingnya Menjaga Niat

Melakukan kebaikan, hendaknya didasarkan pada niat yang baik pula. Seperti halnya dengan puasa yang kita laksanakan seperti sekarang ini, kita niatkan untuk mencari ridho Allah. Tidak hanya itu, apabila kita sudah memiliki niat yang baik, mesti terus kita pertahankan, agar tidak terjadi hal seperti pada kisah seorang Bani Israil yang alim dan rajin beribadah

Share:

Jumat, 19 Juni 2015

KH. Shonhaji Kebumen Guru Spiritual Gusdur

Beliau adalah salah satu diantara guru mursyid KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Jika disebut "5 Kyai Khas" yang selalu dipatuhi komandonya oleh Gus Dur, maka beliaulah salah satu diantaranya.

Share:

Kamis, 18 Juni 2015

Kisah Habib Luthfi Bin Yahya Ditantang 10 Dukun

Pernah suatu ketika, sekitar 10 dukun mendatangi Habib Luthfi Yahya untuk ditantang keilmuannya. Habib Luthfi dengan tegas menolak tantangan tersebut. Beliau balik bertanya: "Untuk apa dan atas dasar apa kamu menantang saya?" Salah satu dari 10 dukun itu menjawab: "Kami ingin tahu apa kelebihanmu, kok murid-muridmu banyak bahkan ada di mana-mana. Dan apa benar Habib ini wali Allah, kok sampai-sampai banyak yang menyukai dan mencintaimu."

Share:

Rabu, 17 Juni 2015

Kisah Islamnya Abu dzar Al-Ghifari

Dari Abdullah bin Ash-Shamit, ia mengatakan bahwa Abu Dzar menuturkan, "Kami keluar dari kaum kami (Ghifar), dan mereka menghalalkan bulan suci. Aku keluar bersama adikku, Unais, dan ibu kami. Kami singgah di rumah paman kami (dari pihak ibu). Paman memuliakan kami dan berbuat baik kepada kami, sehingga kaumnya iri hati terhadap kami. Kata mereka, "Jika kamu pergi meninggalkan keluargamu, maka Unais memimpin mereka." Kemudian pamanku datang lalu menyampaikan kepada kami apa yang dikatakan kepadanya. Mendengar hal itu kami mengatakan, "Kebaikan yang anda perbuat selama ini telah anda cemari. Kami tidak bisa meneruskan hubungan lagi denganmu."

Share:

Sabtu, 13 Juni 2015

Ketika Si Penyembah Api Mendapat Hidayah Dan Berkah

Pada masa Malik bin Dinar, hiduplah seorang pemuda. Dahulu pemuda tersebut, seorang penyembah api. Namun setelah ia mendapat hidayah untuk masuk Islam, ia pun mengajak seluruh anak dan istrinya untuk ikut masuk Islam.

Suatu hari, usai mengikuti sebuah majelis yang dipimpin Malik bin Dinar di Kota Bashrah, ia pulang ke rumahnya yang berupa puing tua. Meski kehidupannya sangat miskin, ia bertekad tak akan menjual agama Islam yang telah dipeluknya demi harta. "Pergilah ke pasar, carilah pekerjaan. Belilah makanan secukupnya untuk kita makan," kata istrinya, sewaktu pagi. "Baiklah" kata pemuda itu.

Kemudian, ia bergegas pergi ke pasar, berharap mendapat sebuah pekerjaan yang halal. Namun, hari itu tidak ada seorang pun yang memberinya pekerjaan. "Lebih baik aku bekerja untuk Allah saja," kata pemuda tersebut, dalam hati. Ia pun pergi ke sebuah masjid. ia terus shalat hingga malam tiba. Lalu pulang dengan tangan hampa. "Kamu tak membawa sesuatu?" Tanya istrinya. "Hari ini, aku bekerja untuk Raja. Dia belum memberinya hari ini. Semoga saja besok diberi," jawabnya.

Mereka melewatkan malam dengan rasa lapar. Hari berikutnya, ia belum juga mendapatkan pekerjaan, dan kembali pulang dengan tangan hampa. Hingga pada hari Jum'at, ia kembali ke pasar. Namun, sayangnya ia belum jua mendapat pekerjaan. Ia pun pergi ke masjid. Setelah shalat dua rakaat, ia mencurahkan isi hatinya kepada Allah.

"Tuhanku! Pemukaku! Junjunganku! Engkau telah memuliakanku dengan Islam. Kau berikan aku keagungan Islam dam petunjuk terbaik. Atas nama kemuliaan agama yang telah kau berikan padaku dan dengan kemuliaan hari Jum'at yang agung, aku mohon tenangkan hatiku, karena sulitnya mencari nafkah untuk keluargaku. Berikanlah aku rizki yang tak terhingga. Demi Allah! aku malu kepada keluargaku. Aku takut berubah pikiran mereka tentang Islam," pintanya.

Di saat yang sama, ketika pemuda itu shalat Jum'at. Saat anak istrinya tengah kelaparan. Pintu rumahnya diketuk seseorang. Rupanya, datang seorang lelaki yang membawa nampan emas yang ditutup dengan sapu tangan bersulam emas. "Ambil nampan ini. katakan kepada suamimu. Ini upah kerjanya selama dua hari. Akan kutambah bila ia rajin bekerja. Apalagi pada hari Jum'at seperti ini. amal yang sedikit, pada hari ini di sisi Raja Yang Maha Perkasa artinya sangat besar sekali," ucap sang lelaki tersebut.

Nampan tadi, tak disangka berisi 1000 dinar. Ia pungut 1 dinar untuk ditukarkan di tempat penukaran uang. Pemilik penukaran uang yang seorang Nasrani mengatakan uang tersebut bukan dinar biasa. Sebab, beratnya dua kali lipat dari dinar biasa. "Dari mana kau dapatkan ini?" tanya Nasrani tersebut.

Setelah diceritakan kisah yang telah ia alami tadi, 1 dinar tadi ditukar dengan 100 dirham. Sementara itu, sepulang dari masjid, sang suami kembali dengan tangan hampa. Namun, di tengah jalan ia membawa beberapa jumput pasir dan dimasukkannya ke dalam sapu tangan. "Bila nanti ditanya, kujawab saja isinya tepung," gumamnya dalam hati.

Ketika masuk rumah, tercium bau makanan. Sambil keheranan, ia bertanya kepada istrinya, gerangan apa yang terjadi, bungkusan pasir ia taruh di samping pintu.Setelah diceritakan semuanya, sontak ia langsung sujud syukur kepada Allah. "Apa yang kau bawa tadi?" tanya istrinya. Rupanya istrinya tahu, sang suami tadi membawa sesuatu. "Ah, jangan kau tanyakan itu," jawabnya.

Karena penasaran, bungkusan pasir diambil oleh istri. Namun apa yang terjadi, ternyata pasir tadi telah berubah menjadi tepung. Kembali ia dan istrinya, bersujud kepada Allah. Atas keajaiban dan rizki yang telah diberikan.

(Oleh: Ajie Najmuddin) Disarikan dari Kitab Al-Mawa'idhu al-'Usfuriyyah

Share:

Jumat, 05 Juni 2015

KH. Moh. Said Ketapang, Mahir Dalam Berbahasa Asing

KH. Moh. Said adalah salah satu ulama pendiri NU. Pernah diberi tugas oleh Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari untuk mengibarkan bendera NU ke penjuru dunia karena beliau termasuk orang yang mahir berbahasa Inggris, Russia, Jerman dan Belanda. Bersama Syaikh Ghanaim dan KH. A. Wahab Hasbullah, beliau berkelana ke luar negeri mengabarkan NU ke dunia internasional.

Share:

Tokoh Islam

Hikmah

Islamia

Muslimah