Sabtu, 26 Desember 2015

Cinta Rasul Ala Zaid Bin Haritsah

Beberapa tahun sebelum Rasulullah s.a.w diutus. Zaid bin Haritsah masih sangat belia ketika perkampungan Bani Kalb diserbu kelompok penyamun. Mereka tidak hanya merampas harta benda, tapi juga anak-anak untuk dijual di pasar budak. Termasuk Zaid bin Haritsah.

Di sebuah pagi, Hakim bin Hizam datang ke pasar budak. Dia disuruh bibinya, Khadijah, untuk membeli seorang budak belia. Khadijah membutuhkannya sebagai pembantu.

Menjelang tengah hari, Hakim datang dari pasar dengan membawa seorang budak belia dari Bani Kalb, yaitu Zaid bin Haritsah.

Beberapa bulan kemudian, ayah dan paman Zaid bertamu ke rumah Rasulullah saw. Mereka mendapat berita dari orang-orang Bani Kalb yang datang menunaikan haji, bahwa Zaid berada di Makkah.

"Tuan Muhammad... kami datang ke sini memohon kemurahan hati Anda, untuk menebus anak kami yang berada di tangan Tuan."

"Anda tidak usah menebusnya. Silakan bawa saja, jika dia memang memilih Anda."

Kemudian Nabi s.a.w memanggil Zaid. "Apakah engkau mengenal mereka?" tanya beliau.

"Iya. Mereka Ayahku dan pamanku."

"Silakan engkau memilih. Apakah akan tinggal bersamaku atau bersama mereka?". Mendengar tawaran itu, Zaid berkata: "Aku tidak akan pernah memilih orang lain di atas engkau ya rasulullah!. Bagiku, engkau adalah ayah sekaligus paman."

Mendengar pilihan Zaid itu, ayahnya terkejut bukan kepalang. Seraya berkata, "Celaka, bagaimana bisa kamu memilih menjadi budak daripada kemerdekaan bersama ayah, paman dan keluargamu!?"

Zaid berkata: "Dalam diri orang ini, aku melihat suatu keistimewaan yang membuatku tidak bisa memilih orang lain."

Oleh karena itu, Zaid benar-benar menjadi pembela dan pengikut Rasulullah s.a.w yang memiliki loyalitas dan kesetiaan yang sangat luar biasa. Ketika Nabi diutus, dia langsung beriman. Zaid adalah satu-satunya orang yang menemani Nabi ketika beliau berdakwah ke Thaif. Ketika Nabi diusir dari Thaif dan dilempari batu, maka Zaid melindungi Nabi dengan tubuhnya. Sehingga, sekujur Tubuh Zaid penuh dengan luka.

Ketika Nabi menunjuknya zaid menjadi panglima pasukan Mu'tah, Zaid tidak gentar sedikitpun meskipun pasukan Romawi yang akan dihadapinya berjumlah 120 ribu, sementara pasukan Zaid hanya 3 ribu.

Bayangkan! Satu orang Islam harus menghadapi 40 prajurit Romawi. Tapi, pasukan Zaid tidak gentar sedikitpun karena slogan mereka waktu itu adalah: "Perang yang akan kita hadapi adalah satu dari dua kebaikan.. Jika menang, itulah pilihan pertama yang kita harapkan. Jika mati, itulah pilihan kedua yang juga kita harapkan."

Akhirnya, Zaid bin Haritsah gugur sebagai syahid di perang ini. | Disarikan dari Sirah Nabawiyah, karya Ibnu Hisyam

Share:

Tokoh Islam

Hikmah

Islamia

Muslimah